Sharing Raha's Story di America
Saya seorang lelaki yang terlahir di kota kecil,
dengan keluarga yang sederhana, but with an extraordinary determination. :)
Hidup saya mengalami masa titik balik disaat ayah meninggal saat Saya duduk di
kelas 5 SD. Dan di saat itu juga, Saya berjanji pada diri saya sendiri, bahwa
Saya akan menjadi orang yang jauh lebih baik dari saat itu.
Saya mulai bermimpi untuk sekolah di luar negeri
saat Saya duduk di kelas 12 SMA. Di bulan Januari, di saat teman teman sebaya
Saya mulai sibuk mencari PTN melalui jalur PMDK. Saat itu Saya sadar bahwa
dunia ini SANGAT luas, dan kita sebagai manusia SANGATLAH kecil. Entah darimana
rasa itu datang, yang pasti Saya berjanji pada diri saya, bahwa Saya harus
kuliah di luar negeri, dan tidak akan mengambil kuliah apapun di dalam negeri.
Karena Saya merasa tempatku memang di luar negeri. Jadi sia-sia saja kalau Saya
kuliah di sini. Mending dikasih ke Anak-anak yang determinasinya di dalam
negeri. hahahaha( Idealis bukan?) dan tentu saja waktu itu Saya yakin, bila
Saya mengambil cadangan kuliah, mimpi besarku ini hanya akan menjadi mimpi yang
sesaat belaka.

Tentu saja dengan otak saya yang penuh dengan
ketidaktahuan ini, Saya menulis semua impian saya yang kekanak-kanakan dan data
diri yang biasa-biasa saja. hahahaha, rasanya ingin tertawa mengingat
jawaban-jawaban saya yang lugu waktu itu :D. Setelah selesai, akhirnya saya
kirim dengan harapan besar. Selama menunggu, banyak dukungan kudapat dari
lingkungan sekeliling saya. Namun saat pengumuman, ternyata Saya tidak ada di
dalam daftar. wakakakakakak. Saya tertawa waktu itu (gila kali y?), dan Saya
sadar, memang tidak mudah untuk meraih impian besar. Namun untung saja,
sebelumnya saya sudah membaca banyak buku dan film motivasi seperti 3 Idiot dan
Sang Pemimpi. Namun, yang benar-benar nancap di hati dan membuat semangat saya
berkobar adalah kisah kegagalan Abraham Lincoln.
Rintangan mulai datang
Sayapun mulai mencari info lagi tentang beasiswa ke
luar negeri, dan tentu saja mencari berbagai tips mengisi essay dan lolos
TOEFL. Akhirnya dapat lagi program beasiswa, kali ini ke Malaysia dan Jepang.
Oia, Waktu itu sudah musim pendaftaran SNMPTN, dan karena pikiranku yang
Idealis, Saya tidak mendaftar satu PTN pun untuk cadangan. tentu saja ini
membuat lingkunganku pada bilang Saya bodoh, pemimpi, egois, segala macem. Tapi
tak apalah, Saya anggap ini termasuk sebuah cobaan untuk dilewati sebelum
sukses kuliah di luar negeri. Dan benar saja, Saya pun lolos seleksi dokumen
dan beberapa tes lainnya di program beasiswa ke Malaysia. Namun sayangnya saya
tersandung saat wawancara, dan akhirnya gagal juga. Tapi Saya ingat kata
motivasi "Semua kejadian, gagal ataupun berhasil selalu ada
hikmahnya" Jadi, Saya ambil hikmahnya aja :)
Semua lingkungan di sekitarku semakin menganggapku
bodoh, termasuk keluarga Saya. Mereka berpikir kalau saja Saya tidak terlalu
Idealis dalam bermimpi, Saya masih bisa masuk ke PTN favorite dan dapat
beasiswa disana. Namun apa daya, dalam hati saya sudah dipenuhi dengan
determinasi untuk belajar di luar negeri.
Tekanan batin dan mental semakin saya rasakan saat
Saya tidak lolos seleksi dokumen beasiswa ke Jepang dan Sayapun sudah kehabisan
amunisi beasiswa. Disaat yang bersamaan teman teman sebaya Saya sudah mulai
sibuk dengan aktivitas OSPEKnya. Dan Saya paling malu saat ditanya teman teman
sebaya Saya "Kuliah dimana bith?" Sungguh Saya hanya bisa gigit jari.
hahahahaha >.<
Tapi untunglah, disaat Saya berada di dasar lembah
keputusasaan (lebaiii.blogspot.com :-D), I found the last and the best
scholarship I've ever read, with a lot of opportunity and fun, that is
Community College Initiative Program (CCIP). A program which make me study to a
superpower nation, United States. And my Journey to reach my dream is begin. .
. .
Selamat Mencoba..
Hubungi untuk mengetahui info beasiswa lebih lanjut ...
08787 8787 190 atau email : novie.gunadi@gmail.com
Source : http://diary-raha.blogspot.co.id/p/about-me.html
0 komentar:
Post a Comment