Dapatkansegera penawaran khusus kami dengan hubungi nomor yang tertera

Dapatkansegera penawaran khusus kami dengan hubungi nomor yang tertera

Sunday, 23 October 2016

Sharing LPDP dari Arief Effendhi



Kali ini saya pengen cerita tentang Beasiswa LPDP dan bagaimana saya bisa mendapat beasiswa ini. Sedikit cerita, alhamdulillah di bulan Juli kemarin saya resmi dinyatakan sebagai penerima beasiswa ini untuk tujuan studi di MSc. Maritime Economics and Logistics, Erasmus University Rotterdam.
Pertama-tama, saya akan jelaskan secara singkat apa itu LPDP. LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) adalah sebuah lembaga pengelola dana untuk pembiayaan studi program magister dan doktoral yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan. Sejarah singkatnya, LPDP ini lahir dari hasil ide brilian Ibu Sri Mulyani dan Bapak Muhammad Nuh untuk menyediakan beasiswa yang ditujukan untuk warga negara Indonesia dengan dana abadi sebagai modal investasi sumber daya manusia Indonesia demi melahirkan generasi emas di masa mendatang.
LPDP memfasilitasi beasiswa untuk program magister dan doktoral (baik itu dalam negeri maupun luar negeri), yang bernama Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI). BPI sendiri masih dikelompokkan menjadi beasiswa reguler dan beasiswa afirmasi. Penting untuk digarisbawahi di sini, bahwa beasiswa ini terbuka untuk semua warga negara Indonesia yang berjiwa nasionalisme tinggi. Ini bukanlah beasiswa ekonomi yang mengedepankan pendaftar dengan tingkat ekonomi meenengah ke bawah. Bahkan statistik menunjukkan beberapa artis tanah air pun ada yang lolos beasiswa ini.



Saya tidak akan membahas detail persyaratan yang diperlukan untuk mendaftar beasiswa di sini, karena semua persyaratan sudah tertulis dengan lengkap di website LPDP (http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/).
Tahapan seleksi beasiswa ini dimulai dengan seleksi administrasi. Seperti namanya, seleksi administrasi ini menyeleksi para pendaftar berdasarkan dokumen-dokumen yang sudah mereka submit. Dokumen yang diperlukan di sini nggak ribet kok, cuma perlu scan eKTP, sertifikat TOEFL/IELTS, ijazah dan transkrip akademik, dan Letter of Acceptance (LoA) dari universitas tujuan. Buat dokumen yang terkahir saya sebut ini sebenarnya tidak wajib ada dalam seleksi administrasi, karena dalam prosesnya LPDP memberikan opsi kepada calon awardee (penerima beasiswa) nya untuk mendaftar beasiswa dengan menyertakan LoA atau tanpa LoA (which means LoA nya bisa disubmit menyusul, bahkan setelah pendaftar dinyatakan resmi menjadi awardee).
Selain itu, dalam seleksi administrasi LPDP juga akan meminta teman-teman untuk menulis 2 essay dan 1 rencana studi. Dua essay ini adalah essay Kisah Sukses Terbesar dalam Hidup Saya  dan Kontribusi Saya untuk Indonesia. Semua essay harus ditulis in English. Panjang essay dibatasi jumlah katanya, dengan ketentuan maksimal 700 kata. Tips untuk menulis essay ini, yang paling penting adalah struktur. Essay yang enak adalah straight to the point dan terstruktur dengan baik. Tulislah keadaan yang sebenar-benarnya dari diri teman-teman, jangan mengada-ada. Karena apa yang teman-teman tulis ini, nanti (kalau teman-teman lolos tahap seleksi administrasi) akan diuji oleh parainterviwer di seleksi substantif. Jadi kalau teman-teman mengada-ada melalui essay itu akan merepotkan nantinya.
Setelah seleksi administrasi, pendaftar yang dinyatakan lolos akan digiring untuk mengikuti seleksi lanjutan, yaitu seleksi substantif. Seleksi ini terdiri dari LGD (Leaderless Group Discussion)Essay on the Spot, dan seleksi wawancara. Ketiganya dilaksanakan dalam satu waktu (bisa sehari full atau 2 hari berurutan). Intinya dalam seleksi substantif ini LPDP ingin melihat bagaimana kemampuan komunikasi dan juga inginmake sure apa yang sudah teman-teman tulis di essay.
***
Dalam 3 sesi ini, bobot terbesar adalah wawancara, di mana teman-teman bakal dihadapkan dengan 3 interviewer, yang masing-masing terdiri dari profesor, dosen, dan psikolog. Untuk teman-teman yang mendaftar ke Luar Negeri, ketiga sesi ini akan dilakukan dalam bahasa Inggris. Ada beberapa hal yang teman-teman harus persiapkan untuk menghadapi wawancara LPDP. Pertama, pahami betul essay yang sudah teman-teman tulis (Sukses Terbesar, Kontribusi untuk Indonesia, dan Rencana Studi). Kedua, jujurlah, jangan mengada-ada. Karena nantinya yang duduk di depan teman-teman adalah orang yang expert  di bidang yang akan teman-teman ambil untuk studi dan juga seorang psikolog. Ketiga, keep calm.
Usahakanlah untuk berbicara dengan terstruktur. Karena kemarin saya diminta untukexplain about yourself selama 20 menit pertama. Semakin terstruktur kalimat teman-teman, akan semakin baik hasilnya.
Saat seleksi kemarin, saya merasa atmosfer di ruang wawancara itu mencekam. Ada ratusan peserta yang melakukan tes secara bersamaan. Di dalam sebuah aula tempat dilaksanakannya tes, terbagi banyak meja dengan 3 interviewer yang seolah-olah siap menghakimi pendaftar. Karakter interviewer juga beda-beda, ada yang keras, ada juga yang kalem. Saya sendiri untungnya mendapat interbackground S1 saya yang dariscientist. Tapi, saya sudah mempersiapkan pertanyaan seperti itu, jadi ya mudah saja buat saya menjawab nya. Perkirakan pertanyaan apa yang sangat mungkin ditanyakan interviewer kepada teman-teman lalu siapkanlah jawaban untuk menanggapinya.



view yang terbilang baik. Hanya Bapak profesor saja yang berkarakter agak keras menanyakan mengenai kenapa saya mengambil Maritime Economics and Logistics, sementara 
Selain tentang essay, psikolog akan menanyakan informasi tentang pribadi teman-teman, seperti your strength and weakness, hobi, aktivitas selama ini, keluarga, juga bahkan sampai mau menikah di umur berapa. Semua yang ditanyakan di sini adalah hal yang serius, so.. usahakanlah untuk menjawab dengan serius juga.
Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi di tes wawancara ini. Pertama, interviewer akan puas dengan jawaban saudara dan tentunya saudara akan mendapat “tiket emas” untuk lolos. Kedua, rejected… karena teman-teman ngaco pas interview atau memberikan feedback yang tidak sesuai dengan visi-misi serta nilai-nilai budaya LPDP. Ketiga, buat teman-teman yang daftar beasiswa ke luar negeri. Mungkin sebenarnya teman-teman adalah anak bangsa yang LPDP cari, hanya saja program yang akan teman-teman ambil terlalu mahal untuk ditempuh di kampus negara orang. Atau sebenarnya program yang bakal teman-teman ambil itu memang bagusnya di universitas luar negeri, hanya saja teman-teman tidak mampu mennyampaikan alasan teman-teman untuk studi ke luar negeri dengan baik. Sehingga teman-teman akan “dipaksa” untuk menandatangani pemindahan kuliah di kampus dalam negeri. Beberapa periode terakhir ini, kemungkinan ketiga cukup favorit terjadi. Banyak teman ataupun kenalan saya yang bahkan sudah dapat LoA di kampus favorit dengan nilai IELTS yang bahkan mencapai 7 ke atas tapi terpaksa dialihkan ke kampus dalam negeri. So, beware!
***
Simak yuks, sharing kawan kita..
Sesi Essay on the Spot. Sesi ini mengukur kemampuan menulis kita secara spontan berdasarkan topik-topik tertentu. Melalui sesi ini, LPDP seperti ingin melihat bagaimana kemampuan komunikasi teman-teman secara tertulis. Essay nya adalah tipe opini, di mana nantinya teman-teman akan diberi satu studi kasus dan dipersilakan untuk menanggapi topik tersebut. Topiknya seputar hal-hal yang menjadi hot topic saat ini. Pengalaman saya waktu tes kemarin, saya mendapat topik tentang the renewable energy resources di Indonesia.
Saya rasa Essay on The Spot ini mirip-mirip dengan IELTS Writing Task 2. Penulisan essay ini sangat singkat, cuma 20 menit. Saking singkatnya, buat temen-temen yang belum terbiasa nulis pasti bakal merasa panik. Kuncinya di sini, teman-teman harus cerdas dalam berpikir. Jangan terlalu lama mikir mau nulis apa, karena itu hanya akan menghabiskan waktu. Dan jangan asal nulis random, karena kalaupun tulisan teman-teman panjang tapi amburadul dan nggak ada isinya, ya sama aja bohong. Tulislah dengan struktur yang jelas, mana bagian introduction, body, dan conclusion.
***
Berikutnya sesi Leaderless Group Discussion (LGD). Ini adalah sesi yang paling membuat saya deg-deg ser banget. Jujur, sebelum tes ini, saya sudah beberapa kali mengikuti tes serupa di beberapa perusahaan swasta sewaktu masih menjadi job seeker. Dan saya selalu gagal melwatinya. Jadilah ini menjadi momen di mana saya harus banyak concern.
Di sini, teman-teman akan dijadikan 1 kelompok, yang terdiri dari sekitar 9 sampai 10 orang. Sekilas agak aneh memang, kita seperti dipaksa berkompetisi dengan rekan setim kita. Tapi, itulah seninya LGD. Usut punya usut, LGD dipilih oleh banyak psikolog ataupun HR karena ini seleksi yang terbilang efektif untuk menyeleksi, baik itu calon karyawan baru di sebuah perusahaan ataupun untuk seleksi penerima beasiswa. Ya.. efektif karena dari seleksi ini, penyeleksi bisa dengan mudah “menelanjangi” peserta. Orang-orang seperti terlihat aslinya melalui diskusi yang mereka lakukan, apakah mereka aktif, pasif, kaku, atau justru open minded.
Kunci dari LGD adalah tetap tenang, kepala dingin, jangan ngotot keras kepala, jangan terlalu pasif, dan juga jangan terlalu aktif. Usahakan senatural mungkin dan jangan amburadul dalam mengemukaan pendapat. Bicaralah secukupnya, jangan bertele-tele. Tidak setuju dengan pendapat kawan kita itu wajar, tetapi menyangkalnya dengan keras dan menjadi batu dalam sebuah diskusi itu bodoh. Penting juga untuk memberikan pujian apabila teman-teman merasa opini rekan LGD nantinya bagus. Dan penting juga untuk memberikan kritik yang halus apabila teman-teman tidak sejalan dengan opini rekan diskusi.
Topik LGD seleksi LPDP  adalah seputar hot issues yang masih berhubungan dengan Indonesia. Di tes kemarin saya mendapat topik reklamasi pantai Teluk Jakarta. Sepanjang tes, saya hanya bicara sebanyak 3 kali. Dan itu sudah sangat-sangat cukup.
***
Ya.. Segitu dulu deh untuk cerita kali ini🙂Good luck buat teman-teman yang berniat untuk mendaftar beasiswa LPDP. Persiapkanlah semua dengan cara yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik pula.

Source : https://effendhiarief.wordpress.com/2016/08/08/cerita-tentang-beasiswa-lpdp/ 

Untuk informasi lebih mengenai beasiswa, hubungi 08787 8787 190 atau novie.gunadi@gmail.com 

Selamat mencoba..

0 komentar:

Post a Comment